Kamis, 01 Maret 2012

Integrasi Data Dalam Basis Data


Integrasi data meliputi kombinasi data yang berada pada sumber berbeda dan menyediakan user dengan tampilan terpadu untuk data-data tersebut. Proses ini menjadi sangat signifikan dalam beberapa situasi, yang mencakup domain komersial (saat 2 perusahaan harus menggabungkan database mereka) maupun secara ilmiah (mengkombinasikan hasil pencarian, misalnya dari repositori bioinformatik). Integrasi data muncul dengan frekuensi yang meningkat seperti volume dan kebutuhan untuk berbagi ledakan data yang ada.Hal ini telah menjadi fokus dari pekerjaan teoritis yang luas, dan beberapa masalah terbuka tetap belum terpecahkan. Dalam lingkaran manajemen, orang sering merujuk pada integrasi data sebagai “Enterprise Information Integration” (Informasi Integrasi Perusahaan) atau EII.
Sistem integrasi data biasanya disebut secara formal sebagai tripelGSM. G untuk global schema (skema global), S untuk set dari skema sumber yang heterogen, dan M untuk mapping (pemetaan) antara query dari sumber dan skema global. G dan S diekspresikan dalam bahasa alfabetis yang disusun oleh simbol untuk tiap hubungan respektifnya. Pemetaan M terdiri dari pernyataan antara query dari G dan query dari S. Saat user mengajukan query dari sistem data integrasi, mereka mengajukan query dari G dan pemetaannya kemudian menegaskan koneksi antara elemen di skema global dengan skema sumber.

Contoh: Misalnya terdapat sebuah aplikasi web dimana user bisa mengquery bermacam informasi disebuah kota (seperti tingkat kriminalitas, cuaca, hotel, demografik, dll). Secara tradisional, informasi-informasi tersebut harus disimpan didalam sebuah database dengan sebuah skema. Tetapi, perusahaan akan melihat bahwa informasi semacam ini akan sulit dan mahal untuk didapatkan. Walaupun terdapat sumber untuk mengumpulkan data-datanya, masih dapat terjadi duplikasi data di dalam database kriminal, website cuaca, dan data sensus.
Menggunakan integrasi data sebagai solusinya, dengan mempertimbangkan sumber eksternal seperti tampilan material dari media skema virtual, dan hasilnya “integrasi data virtual”. Artinya, pengembang aplikasinya membangun sebuah skema virtual (skema yang termediasi) ke arah model jawaban yang paling mendekati keinginan user mereka. Selanjutnya, mereka mendesain “pembungkus” atau adapter untuk masing-masing sumber data, seperti database kriminal dan website cuaca. Adapter-adapter ini dapat dengan mudah merubah hasil dari query lokal (yang dikembalikan oleh masing-masing website atau database) kedalam bentuk yang mudah diproses untuk solusi integrasi data. Bila aplikasi-user query skema dimediasi, solusi data integrasi mengubah query ini ke dalam query yang sesuai sumber data masing-masing. Akhirnya, database virtual akan menggabungkan hasil dari querynya sebagai jawaban dari permintaan user tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar